Apa itu O2O Commerce dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Perkembangan e-commerce secara global maupun di Indonesia meningkat dengan sangat pesat dari tahun ke tahun. Menurut catatan Bank Indonesia, jumlah transaksi e-commerce per September 2020 mencapai Rp 180,74 triliun. Sementara secara global, nilai transaksi e-commerce diperkirakan akan mencapai angka USD 3,91 triliun.

Namun demikian, penjualan online hanya mewakili 18% penjualan ritel global. Hal ini dikarenakan kebanyakan penjualan ritel masih dilakukan di toko fisik. Namun kebanyakan dari penjualan tersebut dipengaruhi oleh titik kontak digital. Di sinilah pendekatan O2O commerce memiliki peran.

O2O (online to offline) merupakan strategi bisnis yang ditujukan untuk menarik customer online ke toko fisik sekaligus menciptakan pengalaman digital yang menyeluruh sebelum, saat, dan setelah transaksi dilakukan. 

Baca juga: Bagaimana Tren Perilaku Konsumen di Tahun 2021?

Bagaimana Cara Kerja O2O?

Salah satu kekhawatiran pelaku ritel adalah mereka tidak dapat bersaing dengan e-commerce atau bisnis online, terutama dalam hal harga dan pilihan barang. Pasalnya, menjalankan bisnis dengan toko fisik membutuhkan biaya yang besar dan jumlah karyawan yang cukup banyak. 

Apalagi, toko fisik memiliki ruang yang terbatas sehingga pelaku bisnis tidak dapat menawarkan pilihan barang yang terlampau banyak. Sementara pebisnis ritel online dapat menawarkan pilihan barang yang banyak tanpa dibatasi ruang dan perlu mempekerjakan banyak karyawan.

Pada O2O commerce, alih-alih dipandang sebagai kompetitor kedua channel tersebut digunakan untuk saling melengkapi dan mengoptimalkan bisnis. Tujuannya adalah untuk menciptakan kehadiran online yang memungkinkan calon pembeli mencari berbagai penawaran, kemudian mengunjungi toko fisik untuk membeli barang.

Strategi online to offline mengidentifikasi customer dalam lingkup online melalui iklan, email, maupun channel-channel lainnya kemudian menarik mereka untuk bergerak ke toko fisik. Beberapa teknik yang dilakukan misalnya dengan cara menyediakan layanan pick-up untuk barang yang telah dibeli online atau memungkinkan customer melakukan transaksi secara online saat sedang berada di toko fisik. Artinya, target dari O2O adalah menarik tipe customer yang tertarik untuk mengunjungi toko fisik dibanding menunggu paket untuk datang.

Baca juga : Manfaat Conversational Commerce Bagi Bisnis Ritel

Tren Online to Offline

Saat ini banyak perusahaan yang sudah mulai menerapkan pendekatan O2O commerce. Contohnya saja perusahaan ritel Walmart yang berupaya untuk menjembatani perbedaan antara customer online maupun offline-nya dengan mengakuisisi e-commerce Jet.com pada 2016. Targetnya adalah untuk menjangkau penduduk kota dan customer milenial yang memang merupakan demografi customer dari Jet.com.

Beberapa perusahaan lainnya seperti Target, Kohl’s, dan Best Buy juga sudah  mulai menawarkan pick-up bebas kontak yang memungkinkan customer berbelanja dengan aman dan mudah tanpa harus meninggalkan kendaraan mereka. Di Indonesia sendiri, sejumlah perusahaan juga telah menerapkan pendekatan O2O seperti Matahari dengan MatahariMall.com, Indomaret dengan Klik Indomaret, dan Alfamart dengan Alfacart-nya. 

Pengadaptasian strategi O2O serta tren perilaku konsumen menunjukkan adanya peluang bagi pelaku ritel untuk mengkombinasikan penjualan online dan offline menjadi pengalaman berbelanja yang lengkap, dapat meningkatkan keuntungan, sekaligus memuaskan customer.

Kami percaya bahwa brand ritel mampu memberikan pelayanan terbaik dengan mengadopsi teknologi omnichannel dan mengoptimalkan platform seperti website e-commerce. Klik di sini untuk mengembangkan bisnis Anda bersama ICUBE.

Tentang ICUBE by SIRCLO

ICUBE adalah agensi yang menyediakan solusi teknologi dan e-commerce untuk bisnis ritel. Sebagai Magento Premier Solutions Partner di Indonesia sejak tahun 2010, ICUBE telah meluncurkan dan mengelola lebih dari 100 situs berbasis Magento serta meluncurkan produk Swift untuk memenuhi kebutuhan e-commerce dan omnichannel untuk bisnis berskala menengah. ICUBE dipercaya oleh klien lokal dan internasional, antara lain Singapura, Malaysia, Australia, Amerika dan Hong Kong yang mencakup merek-merek besar seperti Kawan Lama, Krisbow, KlikMRO, 9to9 Online, Hush Puppies, L'Occitane, Elemis, Venchi, Erha Store, Nutrimart, Eiger Indonesia, Royal Canin, Mitra10, Lotte Mart, dan masih banyak lagi.

Pada Mei 2020, ICUBE resmi melakukan aksi merger dengan SIRCLO, sebuah penyedia solusi e-commerce enabler terdepan di Indonesia. Aksi merger tersebut menggabungkan ribuan klien mereka, sekaligus menyatukan kekuatan kedua belah pihak untuk membantu lebih banyak bisnis dan brand melakukan transformasi digital yang efektif dan efisien.

Lihat informasi lebih lanjut tentang ICUBE di icubeonline.com dan SIRCLO di sirclo.com

Previous
Previous

Wacoal Malaysia Sajikan Kemudahan Berbelanja melalui Website

Next
Next

6 Alasan Mengapa Brand Retailmu Butuh Website Bisnis