Bukan Hanya UMKM, 5 Brand Global Ini Juga Melakukan Adaptasi Digital Secara Besar-Besaran
Pandemi tidak hanya berdampak pada bisnis kecil menengah dan UMKM saja, namun brand besar pun turut merasakan dampaknya terhadap bisnis mereka. Banyak brand retail global yang mengandalkan toko fisik sebagai sumber utama penjualan mereka.
Pandemi membuat perilaku konsumen mengalami perubahan yang cukup drastis. Sebagian besar konsumen beralih ke belanja online untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini membuat banyak brand harus mengubah fokus dan strategi penjualan mereka ke toko online. Bahkan tak sedikit juga brand yang harus menutup gerai mereka.
Berikut beberapa brand global yang melakukan adaptasi digital secara besar-besaran selama pandemi.
Zara
Brand fashion asal Spanyol Zara berencana untuk menutup 1.200 toko mereka di seluruh dunia dalam waktu 2 tahun akibat menurunnya penjualan offline selama pandemi. Sebagai strategi untuk bertahan, Zara secara agresif mengalihkan anggaran mereka untuk penjualan online.
Menurut data perusahaan, penjualan online mereka telah melonjak 74%. Kedepannya, Zara akan mengalokasikan dana untuk memperbesar segmen e-commerce-nya. Tak hanya itu, perusahaan juga berencana untuk mengimplementasikan konsep gerai terintegrasi dan mengembangkan berbagai fitur bagi aplikasinya.
Baca juga: Mengenal dan Mengadopsi Omnichannel Retail untuk Brands
H&M
Zara bukan satu-satunya brand retail fashion yang melakukan adaptasi digital. Brand fashion ternama lainnya, H&M juga melakukan restrukturisasi setelah mengalami kerugian akibat pandemi.
H&M menutup sekitar 170 gerai di seluruh dunia dan beralih ke strategi digital untuk mempertahankan penjualan. Menurut CEO H&M, sebagian besar pelanggan mereka menggunakan platform multi channel untuk berbelanja. Permintaan online yang terus meningkat membuat H&M pun akhirnya mempercepat investasi digitalnya.
Gap
Seperti dua brand sebelumnya, Gap juga menutup 137 gerainya secara permanen. Pada akhir tahun 2023, perusahaan rencananya akan menutup 30% dari gerainya di Amerika Utara. Lebih lanjut lagi, mereka berencana untuk memfokuskan 80% pendapatan mereka dari e-commerce.
Microsoft
Selain brand fashion, brand teknologi ternama Microsoft juga mengumumkan bahwa mereka akan menutup seluruh gerai mereka secara global dan memindahkan semua layanan mereka ke toko online.
Walaupun telah direncanakan sebelumnya, adanya pandemi membuat Microsoft akhirnya memutuskan untuk mempercepat peralihan tersebut. Tak hanya itu, Microsoft juga berencana untuk mengubah beberapa gerai mereka menjadi experience store dimana pelanggan bisa berkunjung dan mencoba berbagai produk dan melakukan pembelian secara online.
Disney
Begitu pula dengan Disney, perusahaan raksasa ini berencana untuk menutup setidaknya 60 gerai di Amerika Utara dan merombak platform digital mereka yaitu website Shop Disney untuk memfokuskan penjualan e-commerce. Tujuannya tidak lain adalah untuk menyesuaikan dengan perilaku konsumen yang telah berubah.
Disney berencana untuk menghubungkan aplikasi Disney Parks dan platform media sosialnya untuk menawarkan pengalaman berbelanja yang terintegrasi. Tak hanya itu, Disney juga akan meningkatkan variasi produknya seperti koleksi pakaian untuk orang dewasa, produk rumah tangga premium, dan barang koleksi untuk menyasar target demografi yang lebih luas.
Banyaknya brand baik yang kecil maupun yang sudah global melakukan peralihan ke platform digital menandakan adanya pergeseran strategi penjualan dan perilaku berbelanja pasar secara masif. Artinya, pebisnis harus bisa dengan cepat melihat peluang yang ada dan melakukan adaptasi agar bisa tetap bersaing dan relevan.
Kami percaya bahwa brand ritel mampu memberikan pelayanan terbaik dengan mengadopsi teknologi omnichannel dan mengoptimalkan platform seperti website e-commerce. Klik di sini untuk mengembangkan bisnis Anda bersama ICUBE.
Tentang ICUBE by SIRCLO
ICUBE adalah agensi yang menyediakan solusi teknologi dan e-commerce untuk bisnis ritel. Sebagai Magento Premier Solutions Partner di Indonesia sejak tahun 2010, ICUBE telah meluncurkan dan mengelola lebih dari 100 situs berbasis Magento serta meluncurkan produk Swift untuk memenuhi kebutuhan e-commerce dan omnichannel untuk bisnis berskala menengah. ICUBE dipercaya oleh klien lokal dan internasional, antara lain Singapura, Malaysia, Australia, Amerika dan Hong Kong yang mencakup merek-merek besar seperti Kawan Lama, Krisbow, KlikMRO, 9to9 Online, Hush Puppies, L'Occitane, Elemis, Venchi, Erha Store, Nutrimart, Eiger Indonesia, Royal Canin, Mitra10, Lotte Mart, dan masih banyak lagi.
Pada Mei 2020, ICUBE resmi melakukan aksi merger dengan SIRCLO, sebuah penyedia solusi e-commerce enabler terdepan di Indonesia. Aksi merger tersebut menggabungkan ribuan klien mereka, sekaligus menyatukan kekuatan kedua belah pihak untuk membantu lebih banyak bisnis dan brand melakukan transformasi digital yang efektif dan efisien.
Lihat informasi lebih lanjut tentang ICUBE di icubeonline.com dan SIRCLO di sirclo.com.