Website E-Commerce atau Marketplace, Mana yang Lebih Baik?
Ekonomi digital, terutama dari sisi e-commerce menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dan diproyeksikan masih akan bertumbuh di tahun-tahun selanjutnya. Konsumen semakin terbiasa bahkan bisa dikatakan bahwa konsumen sudah memiliki ketergantungan terhadap pembelian secara online, walaupun saat ini konsumen dapat kembali mengakses toko atau pusat perbelanjaan fisik.
Pada kanal online, platform yang umum diakses oleh konsumen untuk melakukan pembelian adalah website e-commerce dan marketplace. Website e-commerce adalah website yang tidak hanya mampu menampilkan informasi tentang sebuah brand atau perusahaan, tapi pengunjung juga dapat melakukan pembelian dengan berbagai pilihan metode pembayaran dan pilihan pengiriman. Marketplace sendiri pada dasarnya adalah sebuah website yang menawarkan berbagai macam produk dari berbagai macam brand atau perusahaan. Pihak yang terlibat pada website e-commerce adalah konsumen dan brand, sedangkan marketplace melibatkan 3 pihak, yaitu konsumen, brand, dan marketplace itu sendiri.
Lalu, platform mana yang lebih baik dan dapat menguntungkan untuk bisnis? Berikut beberapa informasi yang dapat kami rangkum sebagai bahan pertimbangan sebuah bisnis untuk menentukan strategi.
Website e-commerce
Fleksibilitas dalam tampilan dan fitur: website e-commerce merupakan sebuah aset bagi sebuah bisnis. Sebuah bisnis dapat menentukan sendiri bagaimana website e-commerce dibangun, produk apa saya yang ingin ditampilkan, fitur yang ingin disajikan, metode pembayaran, dan berbagai hal lain. Dikarenakan pembuatan website e-commerce yang baik tidak mudah dilakukan, banyak brand memercayakan pihak ke-3 untuk membangun website e-commerce, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak sedikit.
Tidak perlu komisi penjualan: Dikarenakan brand memiliki kendali penuh atas kebijakan transaksi di website e-commerce, maka tidak diperlukan komisi penjualan yang umumnya harus dikeluarkan oleh brand untuk pihak marketplace, sehingga keuntungan sepenuhnya dapat dimiliki oleh brand. Selain itu, proses administrasi juga dapat dipersingkat dan cash flow dapat dijaga tetap stabil.
Mendapatkan data konsumen: Data konsumen yang berbelanja di website e-commerce diterima dan disimpan oleh pihak brand secara langsung. Data konsumen sangat berharga, karena brand dapat menjalankan personalised marketing yang efektif dan dapat digunakan juga untuk menentukan strategi penjualan dan pemasaran selanjutnya.
Baca juga: Peran Personalised Marketing dalam Mempertahankan Pelanggan
Bisnis yang berkelanjutan: Dengan aset yang dimiliki sendiri, sebuah brand dapat menjadi mandiri dalam memasarkan produknya secara online di saat platform lain sudah tidak efektif atau tidak diminati oleh konsumen. Brand yang hanya mengandalkan platform yang tidak dimiliki sendiri cenderung akan menghadapi kesulitan saat platform pihak ke-3 yang sangat diandalkan sudah tidak efektif lagi dan mulai ditinggalkan oleh konsumen. Penjualan secara online dapat terhenti dan bisa memberikan dampak yang negatif bagi pertumbuhan bisnis.
Marketplace
Biaya yang relatif lebih murah: Secara umum, biaya yang dikeluarkan untuk sebuah brand saat berjualan di marketplace adalah komisi penjualan. Tidak diperlukan biaya yang besar untuk dapat berjualan di marketplace. Namun, dengan semakin banyaknya transaksi, maka jumlah total komisi yang harus dikeluarkan sebuah brand juga semakin besar, karena jumlah komisi pastinya akan terus sebanding dengan jumlah transaksi.
Brand awareness yang baik: Dengan mengetik nama sebuah produk di mesin pencari, umumnya laman yang keluar di bagian atas adalah laman dari marketplace yang menjual produk tersebut. Tanpa perlu ada SEO (Search Engine Optimization) dari pihak brand, produk akan mudah ditemukan di hasil mesin pencari, selama brand mendaftarkan produknya di marketplace.
Memiliki basis pengguna yang besar: Hal ini berlaku pada marketplace besar yang telah dipercaya oleh konsumen dalam melakukan transaksi. Dengan jumlah pengunjung dalam angka yang besar, dapat mendongkrak penjualan sebuah brand tanpa harus melakukan kegiatan promosi tertentu. Namun, dikarenakan beberapa kebijakan yang berlaku, data konsumen yang melakukan transaksi tidak dapat diteruskan sepenuhnya kepada pihak brand, atau yang umum disebut sebagai data masking.
Proses awal yang cepat: Dengan sistem yang sudah tersedia, pihak brand tidak perlu lagi membangun platform sendiri. Pihak brand hanya diharuskan menyediakan detail tentang produk seperti foto produk, harga, spesifikasi produk, dan beberapa keterangan lain. Dapat dikatakan, dengan hadirnya marketplace, sangat memudahkan brand untuk berjualan online.
Dengan penjelasan di atas, website e-commerce dan marketplace memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, website e-commerce mendukung keberlangsungan sebuah bisnis karena berupa aset yang dimiliki langsung oleh sebuah brand atau bisnis. Di sisi lain, marketplace juga dapat mendukung angka penjualan karena basis penggunanya yang besar.
Kedua platform tersebut akan memberikan hasil yang lebih maksimal dengan memanfaatkannya secara bersamaan. ICUBE by SIRCLO dapat membantu brand dalam membangun website e-commerce yang ramah pengguna sekaligus menyediakan fitur pengelolaan transaksi dari beragam kanal online bahkan offline dalam satu dashboard, sehingga brand dapat memaksimalkan potensi setiap platform yang digunakan.
Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut melalui tombol di bawah ini.