Prediksi Tren E-commerce di 2022
Pasar digital di Indonesia memiliki grafik yang terus naik setiap tahunnya, tak terkecuali pada tahun 2021. Menurut laporan e-Conomy SEA 2021 oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia meningkat dari angka US$47 miliar pada tahun 2020 menjadi US$70 miliar pada tahun 2021, ditambah penetrasi digital yang terus meningkat dengan 158 juta pengguna e-commerce di Indonesia.
Pertumbuhan tersebut diprediksi akan terus meningkat pada tahun 2022. Tahun 2022 diyakini sebagai tahun pemulihan ekonomi global. Retail fisik dan online pada tahun 2022 diproyeksikan akan kembali berdampingan bersaing secara sehat. Lantas apa saja tren e-commerce yang akan muncul atau berkembang pada tahun 2022? Selengkapnya simak artikel berikut.
Baca juga: 7 Cara Membangun Brand Awareness Melalui Medium Online
Social Commerce
Perkembangan media sosial mempengaruhi pola perilaku audiens. Melihat hal tersebut, pihak media sosial mencoba memanfaatkannya menjadi sebuah metode belanja baru. Media sosial seperti Instagram dan TikTok kini melayani transaksi belanja online lewat aplikasi tersebut. Kemudahan ini akan menjadi sebuah tren baru pada tahun 2022 walaupun keduanya sudah meluncur pada tahun sebelumnya.
Instagram Shop dan TikTok Shop bisa menjadi alternatif belanja online mudah lewat aplikasi media sosial. Dari proses pemilihan barang sampai proses check out dapat dilakukan dalam satu aplikasi saja. Selain itu, maraknya influencer di media sosial turut mendukung adanya metode belanja social commerce ini. Influencer yang melakukan promosi produk bisa langsung menyisipkan link penjualan di media sosial terkait untuk langsung dibeli oleh audiens. Hadirnya social commerce dapat membuat kebutuhan belanja bisa semakin cepat dan mudah.
Penggunaan Augmented Reality (AR)
Augmented Reality (AR) sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi perkembangan AR yang dipadukan dengan sistem online menjadikannya lebih digemari banyak orang. Implementasi produk yang bisa digunakan dengan mengaktifkan AR melalui smartphone secara langsung di mana saja membuat pengalaman belanja yang menarik bagi pelanggan.
Ditambah adanya pandemi Covid-19 yang semua aktivitas kegiatannya dilakukan dari dalam rumah membuat penggunaan AR terasa realistis seperti belanja secara langsung. Beberapa brand mulai menerapkan konsep tampilan produk dengan teknologi AR sebagai daya tarik dan pengalaman belanja yang berbeda bagi pelanggan. Tahun 2022 penggunaan AR diprediksi akan semakin masif melihat tingkah laku pelanggan yang lebih tertarik pada aspek visual.
Baca juga: Ide-Ide Kreatif Memasarkan Produk via Konten Media Sosial
Strategi Omnichannel
Melihat perilaku audiens yang berubah-ubah, dibutuhkan suatu medium yang bisa menyesuaikan dengan hal tersebut. Strategi yang dapat menghubungkan berbagai channel penjualan baik online dan offline disebut omnichannel. Omnichannel yang merupakan sistem integrasi dari satu channel ke channel lain dapat menjangkau audiens lebih luas dan mampu memberikan pengalaman berbelanja yang berbeda.
Strategi omnichannel dapat menyasar audiens yang beragam dengan sebaran channel yang terintegrasi satu sama lain. Sehingga saat terdapat pelanggan yang melihat produk di media sosial Instagram, pelanggan tersebut bisa membelinya langsung di Instagram, atau mengunjungi website toko online, toko di marketplace, maupun offline. Semuanya saling terhubung dan pelanggan bebas memilih. Berkat sistem omnichannel penjual dapat mengumpulkan data dan perilaku pelanggan selama melakukan transaksi belanja.
Guna menyambut tren e-commerce pada tahun 2022 ini, Anda dapat mengimplementasikan strategi omnichannel untuk mengimbangi perkembangan digital dan mengenalkan brand Anda pada pelanggan. Omnichannel Accelerator Package dari Rapid Deployment Program ICUBE dapat membantu Anda membangun strategi hingga implementasi omnichannel untuk bisnis Anda dalam waktu 8 minggu.