Ritel, Pandemi, dan Masa Depan Ecommerce

Pandemi tahun ini menjadi titik tolak perubahan perilaku manusia yang dipercaya akan terus permanen. Perilaku dan budaya seperti menjaga kebersihan, memakai masker saat bepergian, hingga berbelanja online lambat laun jadi kebiasaan.

Dilansir dari laporan yang dirilis SIRCLO dan Ravenry bertajuk “Navigating Indonesia’s Ecommerce: COVID-19 Impact & The Rise of Social Commerce”, pertumbuhan ecommerce di Indonesia meningkat sebanyak 91% tahun ini dibanding tahun lalu yang hanya sebesar 54%. Selisih angka signifikan ini diakibatkan oleh pandemi yang secara masif mengubah kebiasaan berbelanja online.

Hingga riset ini dirilis, sebanyak kurang lebih 12 juta orang menggeser aktivitas belanja dari offline ke online selama pandemi dan bermaksud untuk terus menggunakan platform digital di kemudian hari.

Tuntutan Online Melejit, Kebutuhan Warehouse Naik

Dampak pandemi bagi ekonomi di beberapa sektor memang dirasakan, tapi kenaikan di segmen ecommerce jadi penanda pergeseran perilaku konsumen. Banyaknya permintaan masyarakat pada produk online menekan ritel untuk mulai memprioritaskan kebutuhan warehouse.

CBRE (Global Commercial Real Estate Services) dalam laporannya menggarisbawahi adanya lonjakan kebutuhan ecommerce warehouse sejak 2017 lalu, namun situasi pandemi telah mempercepat konversi ritel yang awalnya sebagai tempat bertemu pembeli berubah menjadi penyimpanan barang. Perubahan ini tercatat sebanyak 14 juta meter persegi menjadi 15.2 juta meter persegi yang kini beralih fungsi sebagai sumber pendistribusian atau pengiriman pesanan.  

Pergeseran tren belanja online yang kian meningkat membuat ecommerce warehouse semakin penting. Semakin banyak kebutuhan berbelanja online, semakin besar pula kebutuhan warehouse. Terlebih lagi, tuntutan pembeli untuk mendapatkan barang dengan cepat yang terus meningkat maka akan semakin dibutuhkan warehouse dengan lokasi yang strategis, seperti di kota-kota besar.

Ritel dan Ramalan Kesudahannya

Sejak awal 2020, umat manusia seakan dibombardir dengan budaya digital. Mulai dari gelombang work from home (WFH), sekolah daring, hingga hampir semua aktivitas sehari-hari tak pernah luput dari koneksi internet. Ramalan kesudahan ritel bergaung seiring sepinya pengunjung toko dan pusat perbelanjaan.

Nyatanya, arus transaksi di platform online masih berjalan dan justru cenderung sehat. Perjalanan memang masih harus dilalui, pandemi masih membayangi, tapi strategi baru musti diadopsi. Transformasi warehouse yang lambat laun berandil besar dalam proses distribusi setidaknya menjadikan pemantik untuk napas baru masa depan ecommerce.

Tentang ICUBE

ICUBE merupakan sebuah agensi penyedia teknologi dan solusi e-commerce untuk bisnis retail. Sebagai Magento Premier Solutions Partner di Indonesia sejak tahun 2010, ICUBE telah meluncurkan dan mengelola lebih dari 100 situs berbasis Magento dan meluncurkan produk Swift untuk memenuhi kebutuhan e-commerce dan omnichannel bagi bisnis berskala menengah. ICUBE dipercaya oleh klien berbasis lokal maupun internasional, termasuk Singapura, Malaysia, Australia, Amerika dan Hong Kong yang meliputi brand-brand besar seperti Kawan Lama, Krisbow, KlikMRO, 9to9 Online, Hush Puppies, L’Occitane, Elemis, Venchi, Erha Store, Nutrimart, Eiger Indonesia, Royal Canin, Mitra10, Lotte Mart, dan banyak lagi. Lihat informasi selengkapnya tentang ICUBE di https://icubeonline.com. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang SWIFT, kunjungi: https://getswift.asia.

Muliadi Jeo